UPAYA GURU PAI DALAM MEMBENTUK SELF CONTROL SISWA KELAS XII SALAFIYAH ULYA ISLAMIC CENTER BIN BAZ YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2024/2025

“Hilalludin (211.371.036). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
Membentuk Self Control Siswa Kelas XII di Salafiyah Ulya Islamic Center Bin Baz
Yogyakarta Tahun Ajaran 2024/2025. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Agama Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta, 2025.”
Penelitian ini didasarkan pada teori mengenai self control dalam perspektif
pendidikan Islam, yang menekankan pentingnya pengendalian diri dalam membentuk
karakter dan akhlak siswa. Dalam konteks pesantren, self control menjadi aspek
fundamental dalam membentuk kedisiplinan, kemandirian, dan sikap tanggung jawab
siswa. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran penting dalam membimbing
siswa dalam mengembangkan self control melalui berbagai metode pendidikan dan
pembiasaan nilai-nilai Islami. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1)
mengetahui upaya guru PAI dalam membentuk self control di siswa kelas XII; (2)
mengetahui faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam membentuk self control
siswa; dan (3) mengetahui dampak dari pembentukan self control oleh guru PAI terhadap
siswa kelas XII di Salafiyah Ulya Islamic Centre Bin Baz Yogyakarta.
Jenis penelitian ini ialah kualitatif deskriptif dengan jenis studi kasus yang
berfokus pada pemahaman mendalam terhadap upaya guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) dalam membentuk self control siswa di Salafiyah Ulya Islamic Center Bin Baz
Yogyakarta Tahun Ajaran 2024/2025. Penelitian ini dilakukan secara langsung di
lapangan dengan memanfaatkan tiga teknik utama dalam pengumpulan data, yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
membentuk self control siswa kelas XII di Salafiyah Ulya Islamic Center Bin Baz
Yogyakarta melalui tiga strategi utama: pembiasaan positif, pendekatan emosional, dan
keteladanan. Pembiasaan mencakup kedisiplinan, kejujuran, dan rutinitas ibadah.
Pendekatan emosional dilakukan dengan bimbingan dan nasihat lembut, sedangkan
keteladanan ditunjukkan melalui perilaku guru yang mencerminkan nilai-nilai Islam.
Faktor pendukung dalam pembentukan self control meliputi lingkungan pesantren yang
religius, dukungan sekolah, metode interaktif, dan partisipasi siswa dalam kegiatan sosial.
Sementara itu, faktor hambatannya adalah rendahnya kesadaran siswa, pengaruh negatif
lingkungan digital, dan kejenuhan belajar. Untuk mengatasi hal ini, guru perlu inovatif
dalam strategi pembelajaran. Dampaknya terlihat pada peningkatan kedisiplinan,
kemandirian, tanggung jawab sosial, serta kemampuan menyaring pengaruh digital secara
bijak. Nilai karakter seperti kejujuran, kesabaran, dan tawadhu’ juga makin tertanam,
tercermin dari semangat belajar dan konsistensi siswa dalam kegiatan keagamaan.
Kata Kunci: Self Control, Guru Pendidikan Agama Islam, Salafiyah Ulya, Siswa,
Pesantren.